Kadang-kadang kita pasti terjebak dalam suatu kondisi yang mengharuskan kita untuk memilih. Misal, pilih pacar. Misal lagi, pilih sekolah. Atau pilih baju. Banyak hal yang harus kita pilih, sampai bagian yg paling rahasia buat kita juga harus dipilih, seperti : sempak. Hhahaha... Iya kan? Kan sekarang sempak juga macamnya banyak.
Itulah susahnya hidup. Hidup memang banyak pilihan tapi kita nggak tau mana pilihan yang nanti hasilnya bagus buat kita. Kita kan nggak tau apa yang akan terjadi di masa depan. Mungkin pilihan pertama suatu saat bisa bikin sukses, mungkin juga ntar hasilnya gagal. Who knows? Only God who knows the future.
Nah, mau milih aja udah repot begitu, eh, masih ditambah bisikan-bisikan SETAN dan perintah-perintah DEMIT lagi. Kalau teman saya bilang sih, "Super sekali!!!".
Tapi memang kadang-kadang kita juga butuh pendapat orang lain untuk menentukan pilihan kita. Tapi terkadang juga pendapat orang lain itu bisa jadi yang bikin kita jadi bingung memilih. Nah, saat itulah kita jadi bingung mau pilih mana : kata hati kita sendiri atau kata hati orang lain?
Kalau boleh curhat, buat aku, memilih itu sebuah dilema. Apalagi kalo udah antara kata hati kita sendiri atau kata hati orang tua. Wah, parah deh bingungnya. Pertama, pinginnya sih egois jadi suka-suka aku. Lha tapi kan ridhonya orang tua kan ridhonya Allah. Nah, ntar kalau kualat gimana. Kedua, kadang-kadang keinginnannya orang tua itu nggak pernah sejalan dengan minat atau bakat kita. Kalau dilakuin, kita nggak bakal tau ntar sukses apa kagak kan? Ya kalo sukses, kalo nggak sukses? Gimana dong?
Kadang-kadang aku mikir, orang yang milihin kita jalan kan seharusya bakal tanggung jawab sama pilihannya kan. Kalau kita sukses, dia dapet royalti. Lha tapi kalau kita gagal? Apa bakal tanggung jawab? Kalau katanya orang prasejarah, "Habis manis, sepah dibuang". Makanya aku paling bingung kalau urusan milih antara kata hati sama kata orang lain. Kalau berat di kata hati, ntar dibilang egois dan nggak mikir keadaan. Kalau berat di kata orang lain, resikonya parah. Iya kan? Kan kalau kita pilih sendiri jalan buat kita, kalaupun nanti akhirnya gagal, setidaknya itu murni pilihan kita sendiri dan tanggung jawab kita ke diri sendiri kan. Nggak berat. Lha wong itu kesalahan kita sendiri kok. Nah, kalo pilihan orang lain sih buat apa??? buat apa repot-repot menanggung kegagalan di jalan yang dipilihin orang lain? Kalau aku bilang sih, "NO WAY!!!".
Kesimpulan: kalau urusan kayak gini itu memang susah. Aku belum tau cara bijak buat nyelesaiin masalah kayak gini. Kalau menurut kalian gimana? Apa ada masukan atau saran? Mungkin punya pengalaman. Bisa sharing lah. Atau kalau ada masalah juga bisa sharing. Monggo lho. Pasti tak terima dengan senang hati..Hhahaha.. :D